Still, the movie's signs of racial paternalism are, to some critics, as apparent as its borrowed plot, with echoes of 'Dances With Wolves,' 'Pocahontas,' 'The Last Samurai,' and other Hollywood films in which a tribe of people of color depend on a white protagonist, who's immersed himself in their culture, to save them from their oppressors.
Aku tertarik untuk membahas topik mengenai bulimia dan anorexia setelah membaca beberapa artikel dan data yang menyatakan bahwa banyak sekali penderita kedua penyakit ini, bahkan di Indonesia sekalipun. Pada walnya diriku mengenal istilah bulimia setelah menonton wawancara eksklusif Lady Diana beberapa tahun yang lampau, pada saat itu beliau menungkapkan semua rahasianya termasuk penyakit bulimia-nya sebagai akibat atau mungkin lebih tepatnya pelarian dari depresi berat yang beliau alami.
Pada saat itu aku sendiri belum paham mengenai apa dan bagaimana kedua penyakit ini, hingga pada akhirnya, aku berkesempatan untuk menonton film barat (aku lupa judul filmnya) yang menceritakan seorang gadis pesenam yang mengidap bulimia sebagai cara untuk mendapatkan berat badan yang ideal dengan cepat.
Ini adalah terakhir kalinya blogku mengirim email setiap kali ada posting-an baru, kecuali ada request khusus tentunya,
untuk selanjutnya silahkan kunjungi http://grachmat.blogspot.com/ dan silahkan subcribe untuk berlangganan, untuk yang berminat tentunya, ada di sidebar kanan
Terima kasih untuk perhatiannya dan mohon maaf untuk semua kesulitan yang ditimbulkannya.
Beberapa hari setelah memuat tulisan mengenai fatwa haram MUI mengenai foto pre wedding, secara tak sengaja aku singgah ke sebuah situs yang membicarakan mengenai fatwa haram MUI mengenai facebook, sekan tergelitik, aku lalu mencari sumber sumber lain mengenai berita ini karena kejadiannya sudah berlalu beberapa bulan yang lalu maka ingatan dikepalaku sudah mulai pudar, hanya yang kuingat adalah pada saat itu terjadi kehebohan yang amat sangat mengenai ini.
Hasil penelusuranku menemukan beberapa, blog, milist serta ajakan di facebook untuk melawan fatwa ini, tak jarang terbaca umpatan dan juga ledekan terhadap para ulama terkait fatwa mereka.
Berikut kutipan tulisan dari salah satu blog yang sempat aku kunjungi,
“Fatwa facebook haram ternyata tidak dikeluarkan oleh MUI, melainkan Pondok Pesantren se Jawa-Madura yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Putri (FMP3). Mengapa mereka mengharamkan facebook? Padahal facebook merupakan sebuah aplikasi web yang saat ini sangat berguna untuk menjalin tali silaturahmi”. http://news.uns.ac.id/2009/05/25/fatwa-facebook-haram/
Sebuah tulisan yang menyegarkan ingatanku bahwa pada saaat itu memang MUI memberikan bantahan mengenai pihak mana yang mengeluarkan fatwa tersebut, akan tetapi memang masyarakat telah kadung menyerap info dalam kepalanya bahwa MUI-lah pihak yang mengeluarkan fatwa ini. Bukankah untuk sebagian besar masyarakat ulama adalah ulama dan semua ulama adalah MUI?
"Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." — Mark Twain
Kita semua pernah mendengar nama Dracula, tokoh mistis yang dibesarkan namanya oleh Bram Stoker, cerita legenda yang sempat membuat masa kecilku tidak menyenangkan, aku begitu terpesona oleh tokoh ini, terutama ketika ia diperankan oleh Gepeng, ya tokoh srimulat ini pernah memerankan drakula dalam sebuah film layar lebar.
Di tambah dengan banyaknya sandiwara radio bertemakan drakula atau vampire (bukan vampire Cina, jaman itu belum ada serangan membabi buta dari vampire tiongkok), lalu film import dari Hollywood sana menambah seram suasana malam di rumahku. Rumahku banyak sekali pohon dan itu berarti banyak daerah gelap di sana. Dan menurut legenda, kegelapan adalah istan dari sang pangeran kegelapan itu sendiri. Di saat itu, siang hari adalah saat saat yang paling menyenangkan untukku.
Diriku dipaksa untuk terus berjaga dengan seuntai bawang putih, dengan bertambahnya usia dan semakin banyaknya film yang aku tonton terutama cerita horror bumi sendiri, lambat laun kutinggalkan bawang putih untuk beralih ke dalam surat An Naas (peristiwa kerasukan masal didaerahku, membekaskan kesan mendalam mengenai surat An Naas), surat ini menjadi senjata andalanku dalam memerangi dunia mistis sampai beberapa saat yang lalu untuk kemudian digantikan oleh ayat Kursi.
Tak terasa seminggu sudah usia sang kangkung, usia yang lucu lucunya, senang juga melihat tumbuh kembangnya tuh kangkung, hijau sehat, dan sepertinya dua minggu lagi siap untuk panen kangkung :)
MUI memberikan fatwa haram pada foto pre wedding, bagaimana cara kita menyikapinya. Sama seperti fatwa fatwa yang lainnya dari MUI, reaksi dari masyarakat akan beragam, ada yang setuju, ada yang tidak setuju, dan kupikir yang menolak akan jauh lebih besar daripada yang menerima. Mengapa demikian?
Banyak sebabnya, salah satunya adalah kenyataan bahwa MUI tidak lagi memiliki kekuatan di dalam masyarakat yang semakin kritis ini, bukan berarti MUI bodoh, hanya saja di dunia yang sekuler ini, akal pikiran adalah dewa untuk sebagian besar masyarakat, keadaan untuk turut patuh pada pimpinan tanpa banyak syarat adalah hampir tidak ada lagi.
Kasarnya sih aku hanya ingin bilang, agama sudah semakin jauh dari masyarakat atau lebih tepatnya lagi masyarakat sudah jauh dari agama, terutama dalam kalangan masyarakat yang memiliki keberanian untuk bicara, agama hanya ada bila di anggap menguntungkan/memberi untung material pada masyarakat.
Belajar untuk mengungkapkan apa yang ada di hati, melalui tulisan, karena lidah ini terlalu lincah untuk dapat di atur.
Seperti indahnya langit, layaknya pesona bentangan bumi,
untaian kata jua adalah batasan yang tak terbatas,
tersisihkan oleh sudut pandang, tersudutkan oleh egoisme semata,
tak layak kita tuk menilai, akan makna dari sebuah peristiwa,
cukuplah diri berujar, mungkin ini adalah yang terbaik