Kanker Paru Pembunuh Utama Di Dunia Saat Ini

Berikut ini adalah catatan yang berhasil aku kumpulkan dari kuliah di twitter yang di bawakan oleh hotradero 

Karena ini adalah bersumber dari twitter, maka silahkan membacanya dari bawah ke atas :)

1. SCLC (sel kecil) lebih jarang ada, tetapi bila muncul akan tumbuh cepat & lebih mungkin ber-metastasis (menyebar) ke organ lain.

2. #kanker paru2 secara umum terbagi 2 - berdasarkan ukuran sel tumor. Disebut Kanker Sel Kecil & Kanker Sel tdk kecil (SCLC & NSCLC)

3. Ketika #kanker paru2 mengalami metastasis - maka akan jadi tumor primer sementara organ baru yg terjangkiti jadi tumor sekunder.

4. CATATAN: saya nggak benci perokok. Saya cuma benci asap rokoknya. Kalau tdk dikeluarkan - saya akan sangat berterima kasih :)

5. Repotnya, sel2 #kanker paru2 dpt menyebar melalui sel limfa & mengikuti aliran darah sehingga menyebar ke organ2 lain => metastasis.

6. Umumnya tumor di paru2 bersifat ganas (malignant). Berkembang cepat menjadi #kanker yg menyerang serta menghancurkan sel2 sehat.

7. Massa sel/tumor menjadi berbahaya krn merampas oksigen, nutrisi serta ruang hidup dari sel2 normal yg sehat =>Populasi turun.

8. #kanker paru2 dimulai ketika sel normal tiba2 berubah & tumbuh berkembang biak tanpa kendali normal. Sel2 itu membentuk massa/tumor.

9. Dari semua penderita #kanker paru2 - hanya 14% yg dapat bertahan hidup lebih lama dari 5 tahun. Kebanyakan jauh sebelum itu.

10. Saat ini #kanker paru2 menjadi kanker pembunuh utama di dunia. Pria & Wanita. Pada wanita bahkan sudah melewati kasus #kankerpayudara.

11. Pria perokok seumur hidupnya punya kans 17,2% terkena #kankerparu2 - perokok wanita 11,6%. Non perokok? 1,3% dan 1,4%. Bandingkan.

12. Rokok menjadi sumber karsinogen istimewa krn ditemukan jejak setidaknya 60 bahan pencetus #kanker di dalam sebatang rokok.

Why Morning People Rule the World


By Courtney Rubin | Jul 14, 2010

Morning people are more proactive – and therefore more successful in their professional lives — according to new research

To paraphrase F. Scott Fitzgerald, the morning people are different from you and me – or so says new research.

Early birds are more proactive than evening people – and so they do well in business, says Christoph Randler, a biology professor at the University of Education in Heidelberg, Germany.

"When it comes to business success, morning people hold the important cards," Randler told the Harvard Business Review of his research, some of which originally appeared in the Journal of Applied Social Psychology. "[T]hey tend to get better grades in school, which gets them into better colleges, which then leads to better job opportunities. Morning people also anticipate problems and try to minimize them. They're proactive." (Not that evening people are life's losers: They're smarter and more creative, and have a better sense of humor, other studies have shown.)

Believe in God is not just a words

Setiap muslim umumnya mengetahui dan menyadari bahwa yang memberi rezeki kepada setiap makhluk adalah Allah. Yang kurang adalah keyakinan akan adanya jaminan rezeki dari Allah. Kepada sang teman, akupun tidak ingin menasehatinya macam-macam, aku hanya berbagi pengalaman hidup dengannya. Bahwa ujian yang dialaminya juga dialami orang lain, termasuk aku dan suamiku.

Dahulu, belasan tahun yang lalu. Setelah selesai kuliah, mulailah aku melamar kerja. Pada waktu itu, wanita yang berjilbab dan mengenakan busana muslimah belum menjamur seperti sekarang. SK tentang jilbabpun belum turun. Ada 2 buah lamaran yang aku buat. Salah satunya lamaran ke sebuah bank. Aku terpanggil untuk mengikuti test. Ternyata aku lolos test, kemudian diinterview. Dari interview aku diberitahukan bahwa ketika bekerja tidak diperkenankan memakai jilbab. Dengan syarat tersebut aku memilih mundur.

Pada waktu itu, banyak pihak yang menyesalkan keputusanku. Menurut mereka, aku tidak usah terlalu fanatik, bongkar pasangkan tidak masalah. Aku sendiri berfikir, jika kita bersungguh-sungguh menolong agama Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh menolong kita. Dan Allah bukanlah Tuhan yang suka mengecewakan hambaNya. Berangkat dengan keyakinan tersebut dan prasangka baik kepada Allah, aku mantap dengan keputusanku.

Ternyata, lamaranku yang kedua, ke sebuah perusahaan properti juga diterima. Belajar dari pengalaman sebelumnya, maka ketika aku di wawancara, sebelum ditanya macam-macam, akupun memberanikan diri untuk bertanya.
“Sebelumnya saya minta maaf, saya ingin bertanya, jika saya diterima diperusahaan ini, apakah saya boleh tetap memakai jilbab selama bekerja?” tanyaku
“Boleh-boleh saja, tidak masalah.” Jawab Bp.H yang pada waktu itu mewawancarai aku.
Alhamdulillah, ternyata aku di terima bekerja di perusahaan itu.

Suamipun mengalami ujian masalah rezeki. 3 bulan sebelum pernikahan kami, kontrak kerja suami (calon suami pada waktu itu) tidak diperpanjang. Padahal issue yang beredar ia akan diangkat sebagai pegawai tetap. Baik aku maupun suami tidak “heboh” menyikapi hal tersebut. Yang heboh justru orang lain. Bayangkanlah, hendak menikah, tetapi jadi pengangguran.

Suami tidak khawatir, karena ia yakin, sekiranya sudah jatuh kewajibannya untuk menafkahi keluarga, maka Allah akan memberinya kemampuan untuk melaksanakan kewajibannya. Aku sendiri, biasa saja mendengar berita tersebut. Karena yakin, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan keyakinan suamiku. Alhamdulillah, sebulan setelah menikah, suami kembali bekerja dan dalam jangka 1 bulan langsung diangkat sebagai pegawai tetap. Ini adalah bukti atas keyakinan yang utuh atas jaminan Allah. Dan prasangka baiknya bahwa Allah akan memberi ganti pada saat yang tepat, benar-benar menjadi kenyataan.

...

Rasa gelisah akan rezeki hari esok, bukan tentang sulitnya mencari pekerjaan. Bukan tentang kita hanya lulusan SMA, atau kita tidak memiliki pengalaman kerja. Inti persoalannya terletak pada masalah keyakinan dan prasangka baik kita kepada Allah.

Tidak optimis perihal rezeki sesungguhnya karena kita tidak memiliki keyakinan. Sikap inilah yang kemudian membuat kita khawatir, kekhawatiran yang pada akhirnya membuat kita tidak lagi aware terhadap halal atau haramnya penghasilan kita. Padahal, empat bulan dalam kandungan, setiap insan telah Allah tetapkan bagian rezekinya masing-masing. Padahal, Allah menjamin bahwa tidak satupun bintang yang melata, kecuali telah Allah tetapkan rezekinya. Artinya, bagian rezeki untuk kita pasti ada dan pasti sampai.

Selain yakin, bahwa Allah menjamin rezeki bagi setiap makhlukNya, hal lain yang juga sangat penting adalah Husnuzhan atau prasangka baik kepada Allah. Karena Allah senantiasa menurut prasangka hamba-hambaNya. Jika kita berprasangka, bahwa Allah akan memberi kita rezeki dan mencukupi kebutuhan kita, Insya Allah rezeki akan sampai kepada kita dan Allah akan penuhi kebutuhan kita. Yang perlu menjadi catatan adalah, rasa yakin di sini tentu saja rasa yakin yang disertai tindakan aktif. Maksudnya adalah, ibadah hati dengan rasa yakin , dan anggota badan melakukan ikhtiar maksimal.

Karenanya, ketika seorang hamba memilih untuk mengambil yang haram, setidaknya ada dua hal yang mendasari. Yang pertama adalah karena su’uzhzhan atau buruk sangka kepada Allah. Ia menganggap Allah tidak akan menganugerahinya rezeki yang baik dan halal. Yang kedua adalah ketidakmampuan untuk bersabar atas ujian Allah.

Prasangka baik dan juga keyakinan, tidak dapat tumbuh, jika hubungan kita dengan Allah tidak baik. Jadi kunci untuk dapat yakin dan senantiasa berprasangka baik terletak pada hubungan yang baik dengan Allah. Makin baik hubungan kita dengan Allah, makin yakinlah kita terhadapNya. Wallahua’lam.