IBUKU

Aku pernah mempunyai Ibu yang hebat. Beliau sangat menyayangiku dengan sepenuh

hatinya. Beliau berkorban dan membantu aku dalam segala hal. Ibuku membesarkanku

dengan curahan kasih sayang, serta sangat saksama seperti menating minyak penuh.

Ibulah yang dengan susah payah mengusahakan pendidikanku hingga aku berumah tangga.

Hari ini, perempuan yang luar biasa itu telah kami semayamkan untuk selama-lamanya.

Dan bayangkan perasaanku, ketika beberapa hari kemudian aku pergi ke rumah Ibu, dan

menemukan secarik kertas terlipat sunyi di laci mejanya yang siap akan dikirimkan.

Inilah bunyinya :

ODOL DARI SURGA

Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam.

Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan.

Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?

Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan.