A Difficult Judgement


In a small town in India, a person decided to open up his Bar business,
which was right opposite to the Temple. The Temple its congregation started a campaign to block the Bar from opening with petitions and prayed daily against his business.

Work progressed. However, when it was almost complete and was about to open a few days later, a strong lightning struck the Bar and it was burnt to the ground.

The temple folks were rather smug in their outlook after that, till the Bar owner sued the Temple authorities on the grounds that the Temple through its congregation prayers was ultimately responsible for the demise of his bar shop, either through direct or indirect actions or means.

In its reply to the court, the temple vehemently denied all responsibility or any connection that their prayers were reasons to the bar shop's demise.

As the case made its way into court, the judge looked over the paperwork at the hearing and commented:

"I don't know how I'm going to decide this case, but it appears from the paperwork", "We have a bar owner who believes in the power of prayer and we have an entire temple and its devotees that doesn't."

http://nazarsudhakar.blogspot.com/2008/07/difficult-judgement.html

Note :

Teringat sebuah kisah, ketika Tuhan bertanya pada malaikat, siapakah hambaku yang paling bertakwa, maka malaikat menjawab, si Fulan, dan merekapun memberikan alasan banyaknya ibadah yang dia lakukan, tapi Tuhan menjawab, bukan, bukan dia yang paling bertakwa, bila engkau hendak mengetahui siapa yang paling bertakwa, maka datanglah esok hari ke suatu tempat.

Keesokan harinya, malaikat berkumpul di tempat tersebut untuk mengetahui siapakah hamba yang paling bertakwa itu.Sepanjang hari mereka menunggu tapi yang di tunggu tak kunjung tiba, yang ada di tempat itu hanyalah seorang pemabuk.

Lalu malaikat bertanya pada Tuhan, bagaimana mungkin si pemabuk lebih bertakwa dari pada si Fulan. Tuhanpun berkata, cobalah kau tanyakan kepada dua orang itu pertanyaan ini, “bagaimana caranya Tuhan memasukkan gajah lewat lubang jarum”.

Lalu malaikatpun bertanya kepada si Fulan, “bagaimana caranya memasukkan gajah lewat lubang jarum?”, si Fulanpun menjawab pertanyaan itu dengan logikanya, tak mungkin gajah sebesar itu dapat masuk ke lubang jarum.

Akan tetapi ketika pertanyaan yang sama ditanyakan pada si pemabuk, maka dengan yakinnya dia berkata, "bila tuhan menghendaki jangankan gajah, gunungpun bisa masuk ke dalam lubang jarum itu".

Related Post



0 Responses

Thank you for your comment, i really appreciate it

Gema Pramugia