Ada bisul tumbuh di dagu anakku, dan itu menyebabkan gatal,rencananya seh malam ini di bawa ke dokter, sebelum itu aku sempatkan searching di internet mengenai bisul dan menemukan artikel yang bagus, siapa tahu ada yang mengalami masalah yang sama, silahkan di baca.
Anakku Kok Sering Bisulan?
Mother And Baby Tue, 15 Jun 2004 14:08:00 WIB
Bisul sering dialami bayi dan balita, dan sering diduga akibat alergi. Penanganan yang salah malah bisa meninggalkan parut di kulit.
Lagi-lagi si kecil Layla (2 tahun) menggaruk-garuk kepalanya. Lalu bilang, "Tatit, tatit!"
Sang ibu yang segera memeriksanya, tertegun. Lagi-lagi Layla bisulan! Masih kecil sih. Tapi ini yang kesekian kalinya. Beberapa waktu lalu di ketiak, lalu di lipat paha. Kini di kepala.
"Layla alergi ya Dok, makanya sering bisulan?" tanya sang ibu kepada dokter langganannya.
***
Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi dan balita masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari lingkungan.
Menurut ahli dermatologi anak FKUI-RSCM, Dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK, fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
"Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur."
Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.
Tiga Faktor
Bisul, menurut Tina, bisa disebabkan oleh tiga faktor: faktor dari dalam tubuh anak sendiri, faktor lingkungan, dan faktor kebersihan tubuh. Faktor dari dalam tubuh anak misalnya alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari agar tidak timbul bisul.
Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak terlalu lembab. Teman-temam bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak melakukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul bisa menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit bisa membuat anak tertular bisul temannya.
Sedangkan kebersihan tubuh anak misalnya akibat pemilihan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Ini akan menghambat proses sirkulasi pada kulit anak, menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan berkembangbiaknya kuman. Bedak juga memicu terjadinya bisul. "Banyak ibu beranggapan, bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap timbul pada kulit anak. Padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk timbulnya bisul, karena bedak menghambat keluarnya keringat," terang Tina.
Mata Bisul
Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul -yang sering disebut mata bisul- muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.
Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis. Apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul, disebut karbunkel.
Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula.
Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. "Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena anak tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul," tambah Tina.
Apabila bisul sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.
Pecahnya bisul yang besar kadang bisa mengakibatkan parut luka pada kulit. Tapi pada bayi atau batita, bekas luka bisul yang parah sekalipun jarang sekali meninggalkan bekas yang jelas. Selain itu, kulit bayi masih dalam perkembangan. Luka bisul akan meninggalkan bekas jika terjadi pada anak usia belasan tahun atau orang dewasa.
Jangan Dipencet!
Lama waktu pecahnya bisul tergantung pada perawatan selama proses 'pematangan' bisul. Jika bisul tidak terlalu parah dan selalu dijaga kebersihannya, maka dalam wakti tiga hari, nanah yang terdapat dalam bisul sudah bisa dikeluarkan atau bisulnya pecah dengan sendirinya. "Tapi, bila bisulnya parah bahkan membetuk furunkulosis atau karbunkel, nanah bisul baru bisa dikeluarkan atau pecah setelah seminggu atau lebih."
Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justu akan mengakibatkan trauma pada kulit. Apabila selama proses pematangan bisul ini, anak dibiarkan memegang bisulnya, infeksi pun makin parah dan bisa memicu timbulnya bisul baru. Bahkan, infeksi pada bisul akan disertai jamur yang menimbulkan rasa gatal yang justru mendorong anak untuk terus menggaruk bisulnya. Jika kondisi tersebut terjadi, bisul akan semakin parah dan penanganan serta penyembuhannya pun semakin lama.
Perawatan bisul bisa dilakukan di rumah, namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bisul yang kecil dapat diatasi dengan kompres hangat yang ditempelkan selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari. Ini akan membantu bisul pecah dengan sendirinya. Jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul karena infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya! Setelah bisul pecah, tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar. Bersihkan area sekitar bisul dengan sabun antibakteri. Orang yang membantu membersihkan bisul juga mesti membasuh tangan dengan sabun antibakteri untuk mencegah penularan infeksi ke anggota keluarga yang lain.
Periksakan anak ke dokter dokter bila gejala bisul tidak berkurang atau tambah berat, atau bila timbul demam. Bisul yang besar kadang perlu ditangani dengan antibiotik. Umumnya, dokter akan mengeluarkan nanah dengan sayatan kecil. Ini akan meredakan sakit, mempercepat penyembuhan, dan mencegah timbulnya parut (Jawa: sedet).
Jika infeksi ini bisa dikeluarkan semuanya, antibiotik tak diperlukan. Jika infeksi itu dalam, dokter akan menutup luka itu dengan perban steril untuk menjaga agar sayatan itu tetap terbuka dan nanahnya tetap keluar. Pasien akan perlu kembali ke dokter beberapa kali untuk diganti perbannya dan untuk memastikan apakah nanahnya sudah keluar semua.
Menurut Tina, sebagian besar bisul akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Dokter yang juga berpraktek Klinik Sakti Medika, Tebet, Jakarta Selatan ini juga menjelaskan, pada bayi, perawatan bisul harus menggunakan produk-produk khusus bayi, seperti sabun bayi. "Sabun bayi punya pH yang lebih rendah. Ini ditujukan agar kulit bayi tidak mudah kering. Kulit yang kering lebih akan menghambat keluarnya keringat dan memudahkan infeksi bakteri."
Agar Bayi Tak Mudah Bisulan
• Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
• Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
• Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
• Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
• Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
• Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
• Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
• Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
• Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
Bawa ke Dokter jika Bisul Itu...
• Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
• Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
• Mengganggu gerakan anggota tubuh
• Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
• Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
• Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
• Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.
Sumber: Tabloid Ibu Anak
Anakku Kok Sering Bisulan?
Mother And Baby Tue, 15 Jun 2004 14:08:00 WIB
Bisul sering dialami bayi dan balita, dan sering diduga akibat alergi. Penanganan yang salah malah bisa meninggalkan parut di kulit.
Lagi-lagi si kecil Layla (2 tahun) menggaruk-garuk kepalanya. Lalu bilang, "Tatit, tatit!"
Sang ibu yang segera memeriksanya, tertegun. Lagi-lagi Layla bisulan! Masih kecil sih. Tapi ini yang kesekian kalinya. Beberapa waktu lalu di ketiak, lalu di lipat paha. Kini di kepala.
"Layla alergi ya Dok, makanya sering bisulan?" tanya sang ibu kepada dokter langganannya.
***
Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi dan balita masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari lingkungan.
Menurut ahli dermatologi anak FKUI-RSCM, Dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK, fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
"Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur."
Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.
Tiga Faktor
Bisul, menurut Tina, bisa disebabkan oleh tiga faktor: faktor dari dalam tubuh anak sendiri, faktor lingkungan, dan faktor kebersihan tubuh. Faktor dari dalam tubuh anak misalnya alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari agar tidak timbul bisul.
Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak terlalu lembab. Teman-temam bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak melakukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul bisa menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit bisa membuat anak tertular bisul temannya.
Sedangkan kebersihan tubuh anak misalnya akibat pemilihan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Ini akan menghambat proses sirkulasi pada kulit anak, menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan berkembangbiaknya kuman. Bedak juga memicu terjadinya bisul. "Banyak ibu beranggapan, bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap timbul pada kulit anak. Padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk timbulnya bisul, karena bedak menghambat keluarnya keringat," terang Tina.
Mata Bisul
Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul -yang sering disebut mata bisul- muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.
Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis. Apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul, disebut karbunkel.
Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula.
Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. "Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena anak tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul," tambah Tina.
Apabila bisul sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.
Pecahnya bisul yang besar kadang bisa mengakibatkan parut luka pada kulit. Tapi pada bayi atau batita, bekas luka bisul yang parah sekalipun jarang sekali meninggalkan bekas yang jelas. Selain itu, kulit bayi masih dalam perkembangan. Luka bisul akan meninggalkan bekas jika terjadi pada anak usia belasan tahun atau orang dewasa.
Jangan Dipencet!
Lama waktu pecahnya bisul tergantung pada perawatan selama proses 'pematangan' bisul. Jika bisul tidak terlalu parah dan selalu dijaga kebersihannya, maka dalam wakti tiga hari, nanah yang terdapat dalam bisul sudah bisa dikeluarkan atau bisulnya pecah dengan sendirinya. "Tapi, bila bisulnya parah bahkan membetuk furunkulosis atau karbunkel, nanah bisul baru bisa dikeluarkan atau pecah setelah seminggu atau lebih."
Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justu akan mengakibatkan trauma pada kulit. Apabila selama proses pematangan bisul ini, anak dibiarkan memegang bisulnya, infeksi pun makin parah dan bisa memicu timbulnya bisul baru. Bahkan, infeksi pada bisul akan disertai jamur yang menimbulkan rasa gatal yang justru mendorong anak untuk terus menggaruk bisulnya. Jika kondisi tersebut terjadi, bisul akan semakin parah dan penanganan serta penyembuhannya pun semakin lama.
Perawatan bisul bisa dilakukan di rumah, namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bisul yang kecil dapat diatasi dengan kompres hangat yang ditempelkan selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari. Ini akan membantu bisul pecah dengan sendirinya. Jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul karena infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya! Setelah bisul pecah, tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar. Bersihkan area sekitar bisul dengan sabun antibakteri. Orang yang membantu membersihkan bisul juga mesti membasuh tangan dengan sabun antibakteri untuk mencegah penularan infeksi ke anggota keluarga yang lain.
Periksakan anak ke dokter dokter bila gejala bisul tidak berkurang atau tambah berat, atau bila timbul demam. Bisul yang besar kadang perlu ditangani dengan antibiotik. Umumnya, dokter akan mengeluarkan nanah dengan sayatan kecil. Ini akan meredakan sakit, mempercepat penyembuhan, dan mencegah timbulnya parut (Jawa: sedet).
Jika infeksi ini bisa dikeluarkan semuanya, antibiotik tak diperlukan. Jika infeksi itu dalam, dokter akan menutup luka itu dengan perban steril untuk menjaga agar sayatan itu tetap terbuka dan nanahnya tetap keluar. Pasien akan perlu kembali ke dokter beberapa kali untuk diganti perbannya dan untuk memastikan apakah nanahnya sudah keluar semua.
Menurut Tina, sebagian besar bisul akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Dokter yang juga berpraktek Klinik Sakti Medika, Tebet, Jakarta Selatan ini juga menjelaskan, pada bayi, perawatan bisul harus menggunakan produk-produk khusus bayi, seperti sabun bayi. "Sabun bayi punya pH yang lebih rendah. Ini ditujukan agar kulit bayi tidak mudah kering. Kulit yang kering lebih akan menghambat keluarnya keringat dan memudahkan infeksi bakteri."
Agar Bayi Tak Mudah Bisulan
• Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
• Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
• Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
• Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
• Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
• Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
• Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
• Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
• Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
Bawa ke Dokter jika Bisul Itu...
• Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
• Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
• Mengganggu gerakan anggota tubuh
• Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
• Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
• Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
• Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.
Sumber: Tabloid Ibu Anak
tq
Makasih
Admiring the persistenjce you put into your blog and inn depth information you provide.
It's good too comne across a blog every once iin a while thst isn't
the same out of date rehashed information. Fantastic read!
I've saved your ssite and I'm adding your RSS feeds to my Google account.
Have a look aat my website state of indiana