Apa pendapat anda mengenai seseorang yang ketika membaca papan larangan : “ stop, di depan ada jurang”, malah tersenyum, mengabaikan larangan tersebut lalu dengan seenaknya saja meneruskan perjalannanya, lalu masuk jurang. Apakah “bodoh” sudah cukup menggambarkan keadaan orang tersebut?
Lalu bagaimana pula pendapat anda pada seseorang yang membaca papan larangan yang sama, lalu mengindahkannya dan bukan hanya melanjutkan perjalanannya hingga jatuh ke jurang, tetapi juga mengajak serta orang orang disekitarnya untuk ikut serta masuk ke jurang yang sama. Apakah “bodoh” sudah cukup menggambarkan keadaan orang tersebut?
Ketika pertama kali aku membuat tulisan ini, tujuan utamanya adalah menyindir perokok di luar sana. Bagaimana tidak, sudah jelas ada peringatan pemerintah mengenai bahaya rokok untuk kesehatan, namun dengan entengnya mereka mengabaikan hal itu, lebih parah lagi, banyak perokok yang merokok di lingkungan rumah atau kawasan umum dan sebagai akibatnya, asap rokokpun tersebar dan terisap oleh banyak orang.
Menurutku gambaran perokok dan perilakunya adalah sama dengan apa yang kutulis dalam dua paragraf awal tulisan ini.
Namun tiba tiba kutersadar pada hal yang lebih besar, kehidupan ini, bukankah Tuhan telah memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menjalani hidup ini dengan benar? Namun berapa banyak diantara kita yang mengacuhkannya.
Dengan terbahak bahak kita (BACA: AKU) abaikan peringatannya dan lalu berjalan atau mungkin berlari, seolah olah tak sabar lagi, untuk terjun menuju jurang kehancuran.
Apakah “bodoh” sudah cukup menggambarkan keadaan kita (BACA: AKU) ini?
masuk jurang mungkin g spt ngerokok, g ada nikmatnya sblm akhirnya meninggal >.<